Andreas Darwis Triadi (lahir: Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah seorang ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia.
Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Dia juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan
Awalnya Darwis muda adalah seorang pilot. Ia sempat menuntut ilmu di sebuah sekolah tinggi penerbangan di daerah Curug, Tangerang sekitar tahun 1975. Namun, belakangan Darwis merasa tak cocok dengan profesinya sebagai penerbang. Pada tahun 1979, akhirnya ia mengambil sebuah keputusan berani: banting stir ke dunia fotografi. Padahal, pengetahuan Darwis di bidang fotografi kala itu tak bisa dikatakan memadai. Apalagi latar belakang pendidikan formal pria yang kini berusia 56 tahun tersebut pun tak bersangkut paut dengan bidang fotografi.
Makna fotografi dalam hidup
Secara terang Darwis mengatakan bahwa ia menemukan makna kehidupan dalam fotografi. Bahkan bergelut dengan dunia yang dicintainya selama lebih dari 30 tahun terakhir telah membuat Darwis merasa dapat mengalami hidup lebih dari dimensi yang sebenarnya. Ia menjelaskan,“Saya motret (karena) ingin menemukan bahwa sebetulnya dasar fotografi itu apa. Bukan hanya sekadar motret jegrek jadi gambar.” Lebih lanjut penulis bukuKembang Setaman, Secret Lighting, dan Terra Incognita itu menguraikan bahwa fotografi telah menuntunnya dalam proses pencarian jati diri hingga akhirnya menemukan makna kehidupan yang sejati.
Passion hidup Darwis memang tercurah pada bidang fotografi. Hal ini membuatnya tak pernah lelah melakoni profesi yang sama selama berpuluh-puluh tahun. Darwis menerangkan,“Karena saya sudah menemukan (bahwa) begitu saya berbicara foto, saya motret, saya hidup.” Begitu menyatunya Darwis dengan fotografi, ia sampai kesulitan menjawab ketika ditanya pengalaman apa yang paling menarik selama menapaki jenjang kariernya. Bagi Darwis, urusan memotret selalu meninggalkan kesan menarik.
Tips bagi fotografer pemula
Perjalanan Darwis hingga berada di posisinya saat ini sungguh panjang. Ia memulai pekerjaan sebagai fotografer dari titik nol. Kepada mereka yang ingin menekuni profesi sebagai pemotret, Darwis pun menekankan pentingnya tiga hal:
1.spirit (semangat),
2.motivasi, dan
3.sikap mental.
Pesan untuk anak muda
Darwis telah membuktikan bahwa kesetiaan dalam menjalani pekerjaan yang dicintai akan menghasilkan pencapaian mengesankan. Kepada generasi muda, pria yang pernah ditunjuk produsen lampu Bron Elektronik AG asal Swiss untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997 itu menegaskan perlunya ketekunan di bidang-bidang yang tengah dijalani.“Semua bidang yang kita tekuni, pasti menjanjikan,” ungkap Darwis. Lebih jauh ia juga berpesan agar orientasi dalam melakukan sebuah profesi tidak semata-mata tertuju pada hal-hal yang bersifat fisik. “Yang kita kejar adalah prestasi (dan) dedikasi kita,” kesuksesan seseorang dalam bekerja utamanya bisa diukur dari seberapa besar manfaat keahlian yang bersangkutan bagi masyarakat ba nyak. Ia pun cenderung berpikir bahwa urusan rezeki sebaiknya dipisahkan dari tanggung jawab moral terhadap profesi. Dari situ, totalitas menjalani profesi akan dapat tercapai dengan lebih optimal. Darwis mengambil contoh musisi kaya dan terkenal, almarhum Michael Jackson. Ia menuturkan,”Berapa ratus juta orang yang terhibur kalau dia menyanyi? Begitu dia meninggal, orang kehilangan. Itulah hidup makna yang sebenarnya. Selain dia juga menghasilkan (uang) dari itu.” Di ujung perbincangan, Darwis tak ketinggalan berpesan soal pentingnya kecintaan terhadap profesi. “Cintailah profesi itu sama halnya Anda mencintai diri Anda di dalam berkehidupan,”